Barisan Boneka Berdasi

BARISAN BONEKA BERDASI

Langit terbangun sunyi, dengan damai cahaya mentari meraba kelopak bunga, sembari mengamati mereka yang disebut manusia..

Awan mengeluh, Mengapa harus kupayungi mereka yang enggan menikmati embun pagi? Untuk apa burung berkicau bermelodi, mengiring dua merpati berdansa di atas awan? jika yang mereka cari selalu saja alat2 komunikasi..

Bagaimana dengan putri pagi? Matahari yang menyombongkan gaun emasnya berkilauan pada dunia.. walau makin jarang yang memperdulikannya oh.. mereka yang disebut manusia

Tadinya semesta ingin ngambek..

Tapi kupu2 menghentikannya, menyuruhnya menengok seberang sungai sana..

sepasang mata berkilauan, masing2 berisi sekantong kebahagiaan... Tawanya membuat lengkap perkusi aliran sungai... berguling di tepi hijau, berpesta bagaikan pangeran..

Iya, mereka yg disebut manusia Namun.. yang satu ini kunobatkan bagai pangeran pagi.. katanya

Semesta tersenyum, lalu yang ada hanyalah gerimis bahagia!

Angin tak henti, tak karuan menunggu esok pagi "hmm akan bermain apa ya hari ini?"

kini, kuharap esok pagi itu tak kan pernah tiba.

Esok, dimana kopi sudah dingin, potongan kue coklat hangat telah membeku, namun.. namun ia tak kunjung datang!

Dan kembali pagi berwarna sunyi... pekat dan hampa..

kupu-kupu tergesa-gesa mencari, kemana putra pagi hilang ditelan bumi??

lalu ia tangkap bayangannya.. Matanya kosong! tak lagi berisi kebahagiaan!, mungkin sudah ia jual di kaki lima..?! Dan terus ia berjalan di barisan boneka berdasi, memasuki kantor dan gedung2 tinggi..

Telah surut masa kecilnya dalam sekejap mata,

Gerimis pagi berganti hujan, semsta menangis kejar.. Diriku masih bertanya! Inikah mereka yang disebut manusia? kupikir tak peduli jawabannya, Bagaimanapun aku juga berdiri disini memandang,

iya disini..

Di sela-sela barisan boneka berdasi..

-putrisenja

november 2017